Pembuatan Peta
Pada umumnya kita mengetahui peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara
yang berbeda, mulai dari Peta konvensional yang tercetak hingga
Peta digital yang tampil di layar komputer.
Data-data geografis yang digunakan sebagai sumber dari pembuatan
peta ada dua macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
·
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara langsung di lapangan dengan cara pengukuran, pengamatan,
pembuatan sketsa, dan wawancara terhadap penduduk setempat.
·
Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
observasi secara tidak langsung, artinya data diperoleh dari foto, peta, dan
dokumentasi yang sudah ada pada suatu instansi terkait. Misalnya data sekunder
dari dokumentasi milik Direktorat Topografi (Dittop) TNI-AD, Pusat Survei
Pemetaan (Pussurta), Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pertanahan Negara
(BPN), Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Dinas Pertanian, Dinas
Pertambangan, dan lembaga-lembaga lain atau lembaga pemerintah setempat.
2. Tahap Pemetaan
atau Penyajian Data
Data yang telah terkumpul dapat
dianalisis dengan komputer dan hasilnya disimpan, selanjutnya hasil analisis
data tersebut dicocokkan kembali dengan keadaan di lapangan. Tahap ini diawali
dengan menyiapkan peta dasar untuk digandakan menjadi peta baru yang akan
digunakan untuk peta tematik. Proses menggambar peta dasar menjadi peta yang
baru dapat dilakukan dengan cara memfotokopi atau disalin/digambar pada kertas
yang lain dengan menggunakan pantograph, atau dengan garis-garis koordinat
(kotak-kotak). Setelah peta dasar selesai dibuat, langkah berikutnya adalah
penyajian data dengan cara menggambarkan simbol-simbol yang sesuai antara objek
geografis di lapangan dengan objek di peta. Misalnya simbol arsir bertingkat,
simbol lingkaran, simbol batang, atau simbol gambar. Simbol peta tematik
hendaknya dirancang dengan baik, benar, dan sesuai, agar tujuan pemetaan dapat
tercapai, menarik, bersih, dan mudah dibaca.
3. Penyajian Kembali
dalam Bentuk Grafis
Pada tahap ini dilakukan pemasukan atau
input data yang telah diperoleh dari lapangan, sehingga dapat diinformasikan
kepada pembaca peta dalam bentuk grafis. Misal peta persebaran jumlah penduduk
kecamatan X tahun 2006 diperoleh data jumlah penduduk sebagai berikut.
Pembuatan suatu peta harus memenuhi
beberapa persyaratan, antara lain sebagai berikut.
a.
Peta harus conform, artinya bentuk-bentuk daerah, pulau, dan benua
yang digambar pada peta harus sama seperti bentuk aslinya di permukaan bumi.
b.
Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar harus sama
luasnya jika dikalikan dengan skala peta.
c.
Peta harus ekuidistan, artinya jarak yang digambar di peta harus
tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi setelah
dikalikan dengan skala.
d.
Data yang disajikan harus lengkap dan teliti.
e.
Peta yang tersaji tidak membingungkan dan mudah dimengerti
maksudnya.
f.
Peta harus rapi, indah, dan menarik.
Komentar
Posting Komentar